Jumat, 15 Agustus 2014

Analisa Balon Bupati Soppeng (Abal-Abal)



Spanduk calon bupati soppeng mulai bertebaran pada saat idul fitri kemarin, diantaranya H. Aris Muhammadia, Mantan Anggota DPRD Kota Makassar, dan lalu terpilih menjadi Wakil Bupati Soppeng, yang juga Ketua Partai Demokrat Soppeng sekarang.  Andi Zulkarnaen Soetomo, Anak bupati Soppeng yang akan melanjutkan dinasti orang tuanya.  Andi Kaswadi Razak, Ketua DPRD Soppeng, Juga Ketua Golkar Soppeng dan sudah dua kali gagal menjadi Bupati. Ir Lutfhi Halide, Kepala Dinas Pertanian Sulawesi Selatan, yang juga besan Syahrul Yasin Limpo. dan, Djusman AR, Aktivis Anti Korupsi mencoba publikasikan diri di media tribun. Kelima inilah yang memunculkan diri tapi tidak menutup kemungkinan calon lain bermunculan tanpa terduga kedepan.


Elit politik Sulawesi Selatan pun tak luput berkomentar terkait pemilihan bupati di Soppeng, demi untuk mengulangi pertarungan pemilihan gubernur. Ilham Sirajuddin, Mantan Ketua Demokrat Sul-Sel sudah menyatakan untuk mencalonkan Orang dari Partai Demokrat menjadi Calon Bupati di Soppeng. Namun, akan berkoalisi dengan partai lain untuk mendapatkan kursi tersebut.


Syahrul Yasin Limpo sebagai Ketua Golkar tentunya tidak akan ketinggalan, Kemungkinan calon golkar akan memilih antara besannya, Lutfhi Halide dan Ketua Partai Golkar Soppeng, H. Andi Kaswadi Razak. Namun, Jika belajar pengalaman politik SYL pada masa lalu tidak luput dari politik keluarga dan kemungkinan besar akan memaksakan besannya untuk mengendarai Partai Golkar.


Begitupun Gerindra tidak akan ketinggalan kereta, Latinro La Tunrung, isunya akan mengusung Istrinya untuk menjadi Bupati Soppeng berpasangan dengan Andi Zulkarnaen. Kebetulan istri lattinro la tunrung adalah putri asli soppeng.


Untuk jalur independen akan dikendarai oleh Djusman Ar karena tidak memiliki kekuatan dari partai politik. Konon kabarnya jika A. Kaswadi Razak tidak mendapatkan restu dari SYL, maka akan menggunakan kendaraan independen.


Namun, jika kita berkaca pada pemilihan presiden yang barusan berlangsung. Golkar dan Gerindra sebagai peraih kursi terbanyak di DPRD Soppeng bisa dibilang keok abiss. Jokowi-JK mendapatkan suara 80% di Soppeng. Artinya kendaraan politik partai PDIP yang diketuai Zainal Basri Palaguna yang juga orang soppeng dan Partai Nasional Demokrat (NASDEM) yang dipelopori A. Akbar Singke menjadi momok baru kedepan.


Selain itu, Pertimbangan siaran tv pada saat ini sangat gencar memberitakan kebobrokan ical dalam memimpin golkar, konflik tiada hentinya sampai ical turun dari tahta kepemimpinannya.  Pemberitaan itu akan mengedukasi kaum kelas tengah untuk anti golkar di tanah bugis khususnya di Soppeng.


Begitupun pemberitaan prabowo yang selalu mencari-cari kesalahan KPU dan Jokowi, Malah menjadi bahan tertawaan publik di media sosial, dan bisa jadi juga demikian pada warga soppeng. Situasi ini akan memperburuk citra prabowo dan partainya kedepan.


Dalam situasi yang tidak menentu dalam perpolitikan nasional akan menciptakan blunder-blunder dan mengubah pandangan warga soppeng terhadap pilihan politiknya kedepan. Dan akan mengubah peta politik yang selama ini mengandalkan gerindra dan golkar sebagai pemenang dalam pemilihan bupati. Kuda hitam pun sangat berpeluang untuk menyalip partai pemenang pileg di soppeng.


Namun, Siapapun yang maju dalam pemilihan bupati kedepan, kami “orang biasa” hanya bisa berharap bahwa momentum politik jangan dijadikan ajang pembodohan dengan janji palsu dan money politik yang massif.


Marilah belajar dari strategi politik Jokowi – JK yang menciptakan politik santun dan bermartabat, mulai dari pengumpulan dana-dana publik untuk digunakan dalam kampanye, bukan dana dari para cukong yang mengeruk APBN ketika terpilih.


Kedua, Relawan bermunculan hingga ribuan jumlahnya bukan karena duit, melainkan inisiatif orang per orang untuk bergerak. Semua itu bisa terjadi karena faktor figure Jokowi yang dianggap sangat dekat rakyat terutama “orang biasa” yang biasa diistilahkan dengan blusukan.


Ketiga, Visi misi yang merakyat bukan visi misi mengawang-ngawang dari ahli belakang meja, tapi visi misi yang berasal dari keluhan “orang biasa” seperti kami. Terakhir, selamat bertarung buat semua calon bupati, semoga tidak lagi menciptakan konflik horizontal seperti yang terjadi pada pilkada yang lalu.


Salam kemenangan dari kami kaum GOLPUT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar