Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) untuk warga miskin di Kabupaten
Soppeng sudah dilakukan. Dimulai dari Kecamatan Liliriaja. Pembagian
pada jumat (12/7) dilakukan petugas kantor pos dengan mendatangi desa
yang ada.
Khusus
di desa Timusu dengan luas wilayah 1.500 km persegi dengan penyebaran
penduduknya sampai pelosok pedalaman, tentu menemui hambatan untuk
mendatangkan orang lanjut usia (lansia) dan yang sedang sakit untuk
menerima bantuan secara langsung.
Selain
itu, kebiasaan masyarakat Timusu selama ini, karena kesulitan hidup
biasanya mereka sementara keluar daerah, bahkan ke Negeri Jiran Malaysia
untuk mencari nafkah. Anak-anaknya yang sementara sekolah ditinggalkan
di kampung dan dititip ke sanak keluarga.
Kondisi
inilah yang banyak memicu persoalan dalam penerimaan BLSM di desa
Timusu dan beberapa desa lainya. Sebagian warga miskin yang sudah
menunggu sejak pukul 15.00 Wita hingga menjelang subuh, terpaksa harus
pulang dengan tangan hampa. Sebab petugas pos yang dikoordinir M Adnan
bersikukuh tidak membagikan bantuan.
Petugas
hanya bersedia melayani penerima yang namanya sesuai antara Kartu
Jaminan Sosial (KJS) dengan KTP. Beda satu huruf saja warga sempat tidak
dilayani. Namun setelah pihak desa melayangkan protes, barulah
dilayani. Sementara bagi penerima BLSM yang diwakili anaknya, meskipun
telah dibuktikan lampiran KK serta jaminan dari kepala desa, petugas PT.
Pos bergeming dan tak mau membagikan dana BLSM.
Mereka
ngotot untuk mendatangkan langsung penerimanya. Akhirnya terjadi
keributan. Sebab pihak pemerintah Desa Timusu tetap bersikeras agar
warga yang sakit maupun yang keluar daerah tetap diberikan, dengan
jaminan dari pemerintah desa selaku penanggung jawab. Alasannya, kasihan
mereka karena mulai sore hari sampai dinihari menunggu sekaligus
berharap dapat menerima BLSM.
Aparat
pemerintah desa, dalam hal ini Kades Timusu terus berusaha meyakinkan
PT Pos bahwa warga yang datang itu bertempat tinggal jauh dari
pedalaman. Meraka ada yang menyeberang sungai, menembus gelapnya malam
dengan jalan kaki puluhan kilometer untuk menerima dan mewakili orang
tuanya yang lansia, bahkan ada yang sakit.
Namun semua itu tak berguna. Petugas Pos bersikukuh tak mau membayarkannya. " Kami harus koordinasikan dulu dengan pimpinan di Bone, "kata M Adnan.
Sebelumya
Camat Liliriaja A Haeruddin meminta kepada para kades untuk mendampingi
warganya. Karena jika ada yang mengalami kesulitan, terutama soal
administrasi dan lainnya dipersulit petugas PT Pos, maka sepanjang kades
bersedia mempertanggungjawabkan keabsahannya, karena pada dasarnya para
kades tahu semua warganya dan bertandatangan, maka tidak ada alasan
petugas pos untuk tak membayarnya.
Sumber : sapa indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar