Selasa, 10 Desember 2013

PEMBAGIAN BLSM RIBUT DI TIMUSU SOPPENG

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) untuk warga miskin di Kabupaten Soppeng sudah dilakukan. Dimulai dari Kecamatan Liliriaja. Pembagian pada jumat (12/7) dilakukan petugas kantor pos dengan mendatangi desa yang ada.
 
 Khusus di desa Timusu dengan luas wilayah 1.500 km persegi dengan penyebaran penduduknya sampai pelosok pedalaman, tentu menemui hambatan untuk mendatangkan orang lanjut usia (lansia) dan yang sedang sakit untuk menerima bantuan secara langsung.
 Selain itu, kebiasaan masyarakat Timusu selama ini, karena kesulitan hidup biasanya mereka sementara keluar daerah, bahkan ke Negeri Jiran Malaysia untuk mencari nafkah. Anak-anaknya yang sementara sekolah ditinggalkan di kampung dan dititip ke sanak keluarga.

 Kondisi inilah yang banyak memicu persoalan dalam penerimaan BLSM di desa Timusu dan beberapa desa lainya. Sebagian warga miskin yang sudah menunggu sejak pukul 15.00 Wita hingga menjelang subuh, terpaksa harus pulang dengan tangan hampa. Sebab petugas pos yang dikoordinir M Adnan bersikukuh tidak membagikan bantuan.

 Petugas hanya bersedia melayani penerima yang namanya sesuai antara Kartu Jaminan Sosial (KJS) dengan KTP. Beda satu huruf saja warga sempat tidak dilayani. Namun setelah pihak desa melayangkan protes, barulah dilayani. Sementara bagi penerima BLSM yang diwakili anaknya, meskipun telah dibuktikan lampiran KK serta jaminan dari kepala desa, petugas PT. Pos bergeming dan tak mau membagikan dana BLSM.

 Mereka ngotot untuk mendatangkan langsung penerimanya. Akhirnya terjadi keributan. Sebab pihak pemerintah Desa Timusu tetap bersikeras agar warga yang sakit maupun yang keluar daerah tetap diberikan, dengan jaminan dari pemerintah desa selaku penanggung jawab. Alasannya, kasihan mereka karena mulai sore hari sampai dinihari menunggu sekaligus berharap dapat menerima BLSM.

 Aparat pemerintah desa, dalam hal ini Kades Timusu terus berusaha meyakinkan PT Pos bahwa warga yang datang itu bertempat tinggal jauh dari pedalaman. Meraka ada yang menyeberang sungai, menembus gelapnya malam dengan jalan kaki puluhan kilometer untuk menerima dan mewakili orang tuanya yang lansia, bahkan ada yang sakit.
 
Namun semua itu tak berguna. Petugas Pos bersikukuh tak mau membayarkannya. " Kami harus koordinasikan dulu dengan pimpinan di Bone, "kata M Adnan.

 Sebelumya Camat Liliriaja A Haeruddin meminta kepada para kades untuk mendampingi warganya. Karena jika ada yang mengalami kesulitan, terutama soal administrasi dan lainnya dipersulit petugas PT Pos, maka sepanjang kades bersedia mempertanggungjawabkan keabsahannya, karena pada dasarnya para kades tahu semua warganya dan bertandatangan, maka tidak ada alasan petugas pos untuk tak membayarnya.

Sumber : sapa indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar